Gejala Tetanus – Kita mungkin pernah mengalami luka terkena benda tajam seperti tertusuk paku, menginjak beling, maupun tertusuk logan berkarat lainnya. Jika tidak ditangani secara steril, luka tersebut bisa mengakibatkan suatu penyakit akut yang bernama tetanus.
Tetanus adalah salah satu infeksi yang disebabkan oleh bakteri clostridium tetani yang melepaskan toksin atau zat beracun ke dalam darah seseorang. Clostridium tetani merupakan bakteri yang secara alami terdapat di dalam tanah, debu, atau kotoran hewan.
Bakteri ini senang hidup pada luka tertutup, dan gejala penyakit tetanus akan muncul sekitar 2-50 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Paku atau benda berkarat bisa menjadi perantara masuknya bakteri ini ke dalam tubuh.
Ketika infeksi masuk ke dalam luka yang dalam, bakteri akan menghasilkan toksin yang kuat. Sehingga toksi ini mengganggu neuron motorik, yaitu syaraf yang mengendalikan gerak otot manusia. Efek racun pada neuron motorik adalah kekakuan dan kejang otot yang menjadi ciri utama seseorang terkena tetanus. Istilah tetanus berasal dari bahasa yunani, tetanos yang diambil dari kata teinein yang artinya menegang. Penyakit tetanus tidak menular dan ada vaksin pencegahnya.
Masa inkubasi atau jarak antara terkontaminasi bakteri dengan munculnya gejala tetanus adalah 5-14 hari, artinya jika masa inkubasi sudah lewat dan tidak ada gejala yang muncul, maka berarti anda tidak akan terkena tetanus.
Tapi bagi orang yang terkena tetanus, gejala awalnya adalah penderita mengalami kejang yang menyerupai kekakuan otot. Akibatnya rahang menjadi tertutup dan tidak bisa dibuka, kondisi inilah yang dalam istilah medis dikenal sebagai lockjaw (rahang terkunci). Rahang yang terkunci akan membuat penderita tidak bisa membuka mulut dan kesulitan untuk memasukkan makanan.
Bagian tubuh lainnya yang mengalami kekakuan adalah otot leher, perut, punggung, paha, dan bisa juga kekakuan pada sekujur tubuh. Akibat lainnya adalah otot perut menjadi mengeras, otot wajah mengecil sehingga tampak keriput, dan nyeri yang dirasakan di seluruh tubuh. Ini adalah akibat dari toksin dari bakteri yang menyerang syaraf motorik. Gejala tetanus lainnya diantaranya sakit kepala, demam, keluar keringat terus menerus, peningkatan tekanan darah dan detak jantung berdegup kencang.
Tetanus bisa juga terjadi pada bayi dan dikenal dengan istilah tetanus neonatorum. Tetanus pada bayi ini sangat jarang terjadi pada negara-negara maju, tetapi bisa ditemukan di negara berkembang. Tetanus pada bayi bisa terjadi karena proses persalinannya terkontaminasi oleh bakteri akibat tempat yang tidak bersih dan steril. Selain itu juga disebabkan oleh kekebalan bayi terhadap tetanus masih sangat lemah.
Gejala tetanus pada bayi terjadi 3-10 hari setelah kelahiran yang ditandai dengan muntah, kejang, sulit makan, area pusar tampak kotor, memerah, dan membengkak akibat terkena infeksi. Tetanus pada bayi jarang ditemukan di negara-negara maju karena tingginya tingkat kebersihan dan teknik persalinan yang sudah maju.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terjangkit tetanus diantaranya
•Sistem imun atau daya tahan terhadap tetanus rendah yang disebabkan tidak mendapatkan vaksin tepat pada waktunya
•Luka yang tidak dibersihkan, sehingga bakteri masuk melalui luka dan melepaskan racun ke dalam darah
•Luka yang diakibatkan benda tajam seperti tertancap paku atau beling
Tetanus bisa berakibat fatal, sehingga jika anda terkena luka karena benda tajam, pencegahan merupakan hal yang paling utama untuk dilakukan.
Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu perawatan luka dan pemberian imunisasi. Perawatan luka bisa dilakukan dengan membersihkan kotoran dan menghilangkan benda asing atau logam yang menggores atau menancap pada luka. Luka yang kecil sekalipun, misalnya luka goresan tetap harus dibersihkan karena mempunyai risiko tetanus. Langkah ini penting sebagai pencegahan dini terhadap masuknya bakteri ke dalam tubuh.
Setelah dilakukan pembersihan luka, para ahli kesehatan menyarankan agar diberikan suntikan vaksin TT (Tetanus Toxoid) bagi bagi orang yang mengalami luka kotor atau luka dalam dan sudah lebih dari 5 tahun tidak mendapatkan vaksin TT.
Adapun pencegahan dini dilakukan dengan memberikan vaksinasi tetanus bagi anak. Di Indonesia sendiri, vaksinasi tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksinasi DTP (Difteri, Tetanus, Pertusia). Bagi anak berusia 7 tahun ke atas, diberikan vaksinasi TD (Tetanus, Difteri) yang harus selalu dilakukan setiap 10 tahun sekali agar tubuh memiliki daya tahan terhadap tetanus dan difteri.
Untuk mendiagnosa seseorang terkena tetanus atau tidak, biasanya dilakukan pemeriksaan umum seperti tekanan darah, denyut nadi, ataupun suhu tubuh. Tapi untuk pasien yang terdapat luka dan diduga terinfeksi tetanus, dapat juga dilakukan pemeriksaan bakteri di laboratorium sehingga akan diketahui ada atau tidaknya bakteri penyebab tetanus.
Sementara itu, sampai sekarang belum ada obat yang benar-benar manjur bagi orang yang terlanjur terkena tetanus. Sehingga tindakan pencegahan sebagaimana dijelaskan di atas mutlak dilakukan. Selain membersihkan luka dan pemberian imunisasi, penderita yang datang ke dokter dalam kedaan kejang akan mendapatkan perawatan yang meliputi :
•Pemberian obat pelemas otot dan penenang untuk meredakan kejang pasien dan mengenduran otot-otot
•Membersihkan kotoran dan mencabut benda tajam yang tersisa di tubuh pasien
•Diberikan Anti Tetanus Serum (ATS) guna menetralisir racun dan mencegah pembentukan racun lebih lanjut
Adapun untuk penderita tetanus menengah sampai berat, biasanya diberikan beberapa perawatan tambahan berikut :
•Penggunaan alat bantu pernapasan untuk penderita yang mengalami gangguan pada otot napasnya
•Pemberian infus untuk mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi penderita
Setelah sembuh, akan diberikan vaksinasi kepada pasien yang belum pernah menerima vaksinasi atau yang lebih dari 5 tahun tidak mendapatkan vaksin TT.
Demikian informasi mengenai penyakit tetanus sampai gejala tetanus dan Semoga dengan informasi ini, menyadarkan kita akan bahasa tetanus dan bisa mengambil pencegahan yang tepat ketika menemui kejadian yang berisiko mengakibatkan tetanus.
Hallo semuanya. Perkenalkan, nama saya Andik. Aku lahir, besar, dan tumbuh di Yogyakarta. Jadi aku merasa ada ikatan yang kuat dengan kota gudeg ini.
Awal mula perkenalanku dengan dunia menulis adalah, ketika aku direkrut menjadi penulis buku di salah satu perusahaan alat pendidikan di Jogja. O ya, salah satu buku karanganku sedang dalam proses cetak oleh perusahaan penerbit di Jogja lho. Doakan aja biar cepat terbit ya.
Biasanya aku menulis topik gaya hidup, tips, dan kesehatan. Buat aku, aktivitas menulis artikel itu sangat menyenangkan, karena ada kepuasan tersendiri ketika kita bisa berbagi informasi maupun ide.
Disamping itu, menulis juga bisa dilakukan di mana aja dan kapan saja. Selain menulis, aku punya hobby lainnya, yaitu jogging. Nah, itu dulu perkenalannya ya. Terima kasih dan salam kenal